Selasa, 15 Agustus 2017

Halal Tourism in Brunei Darussalam

Halal Tourism in Brunei Darussalam

Brunei Darussalam is one of the oldest Malay Muslim monarchies in the world, with an unbroken royal lineage that has ruled the nation for the past 600 years, which may attract Muslims and non-Muslims tourist interested in seeing the tradition meld with the 21st century. “Darussalam”, the Arabic word for “Abode of Peace” describes Brunei’s Islamic history that dates back some 1,500 years. Although Brunei is a small country which has only 5,675 sq. km. of land mass but it is a very peaceful, prosperous kingdom and a country rich in culture and heritage. Tourism has become one of the main focuses of Brunei’s government toward its initiative to boost the economic diversification in many of its high-value niche tourism market. In spite of the robust competition from the other countries, in particular the mass-market appeal of its Malaysian neighbours Sabah and Sarawak, early signs look positive.
Brunei has long received visitors interested in its Islamic heritage, but there is now concerted push to promote the Sultanate and its unique MIB philosophy as an Islamic Tourism destination. In 2010, the nation participated in the Travel Mart and the International Islamic Tourism Conference in Kuala Lumpur Malaysia. The Tourism Board of Brunei used the event to promote Islamic Tour packages and received a favourable response. As a result, in 2012 Brunei and Malaysia have jointly launched the Brunei-Malaysia Islamic Tour Packages.
            Brunei is taking advantage of its unique existence as an old Islamic Sultanate to tap into the emerging Islamic Tourism highlighting its deep-rooted Islamic and Malay Sultanate traditions. It is another part of its Tourism Master Plan and it will complement its existing tourism drives of eco-tourism, sports and cultural tourism.
            Syariah laws regulate all aspects of interactions between a Muslim and his peers, with other human beings as well as with his environment. Hence, Syariah laws have direct implications on the tourism and hospitality industry. A fundamental doctrine of Islam is extolling virtues and upholding morality, and deprecating sin and evil in all shapes and forms. Therefore, entertainment such as night clubs and adult TV channels, are strictly prohibited in tourist places and accommodations. The consumption of alcohol is forbidden in Islam and its ban covers the consumer, the purveyor and seller, the manufacturer, as well as the carrier. Brunei Darussalam, for example, has long been known for being a “dry country”, alcohol is not sold anywhere in the
country including in hotels and restaurants, and public consumption of alcohol is prohibited by law.
However non-Muslims may bring a limited quantity for their own consumption. Thus, alcohol needs to be regulated according to Syariah laws in tourism and in hotels. Another fundamental Islamic principle is its emphasis on cleanliness and this extends to mere physical cleanliness. Food items have to be certified “halal” before they can be consumed by a Muslim. This certification means that the food items are not only clean and free of diseases it also means that it is prepared and slaughtered according to Syariah guidance. Brunei has initiated the ‘Brunei Halal Brand’ certification in its efforts to make sure that all foods and food items consumed and sold in the country complied with Syariah law and fit for consumption by Muslims in the country as well as those whose products carry the label. In closing all roads that lead to evil, free mixing of the sexes and, the wearing of inappropriate and revealing clothing are strictly prohibited in Islam. These acts can lead to fitnah, arouse desires, and encourage the commitment indecent acts. Therefore, in upholding the sense of morality and decency, the tourism and hospitality industry should take this into consideration and segregate male and female facilities, such as gym and swimming pool.
Praying is one of the pillars of Islam and each Muslim is ordered to pray five times daily dawn, noon, afternoon, dusk, and evening. The tourism and hospitality industry need to provide prayer facilities to Muslim tourists, such as prayer halls or rooms, and place indicators for the direction of the qibla where Muslims face when performing their prayers.

One of the Brunei Government’s projects called the Brunei Halal Brand (BHB) is introduced by the Ministry of Industry and Primary Resources in cooperation with the Brunei Islamic Religious Council, the Ministry of Religious Affairs and the Ministry of Health. The country is setting its sight on becoming a major player in the global halal industry, catering to the worldwide market for premium-quality halal products.

Urgensi Dakwah Ekonomi Islam

Urgensi Dakwah Ekonomi  Islam

Urgensi adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk segera dilakukan. Dan kata dakwah sendiri berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti panggilan, ajakan, dan seruan. Kata ini berasal dari kata kerja da’a dan yad’u. Sedangkan untuk sistem ekonomi Islam yaitu merupakan suatu cara hidup manusia yang serba berkecukupan. Islam sendiri menyediakan segala aspek kebutuhan manusia yang mengupayakan subuah tatanan yang didasarkan pada seperangkat konsep hablum  min-Allah wa hablum min-Annas, yang berkaitan tentang Tuhan, manusia dan hubungan keduanya.
Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi oleh para praktisi ekonomi syariah adalah masih minimnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang memiliki penguasaan ilmu ekonomi yang berbasis pada syariah Islamiyyah. Pemikiran ekonomi dalam Islam bukannya belum dikaji, hanya saja belum dikembangkan dan belum ditata secara sistematis ”canggih” yang telah dilakukan oleh ekonomi konvensial. Belum ditemukannya suatu solusi yang tuntas, memberikan indikasi bahwa teori ekonomi konvensional dengan arus utama pemikiran barat memang tak berdaya mengatasinya. Oleh karena itu, peran Ekonomi Islam sangatlah dibutuhkan dalam menghadapi tantangan perekonomian Global.
Ekonomi Islam sendiri membahas dan mempelajari bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan materinya di dunia sehingga tercapai kesejahteraan yang akan membawa kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Falah).
Falah atau kehidupan yang mulia dan sejahtera di dunia dan akhirat dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang berdasarkan kemaslahatan (mashlahah). Menurut As-Shatibi, mashlahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aql), keluarga dan keturunan (nash), dan material (maal).
Ekonomi Islam dianggap lebih memungkinkan untuk mengatasi permasalahan ekonomi di bandingkan dengan ekonomi ribawi yang sering menciptakan uang tanpa memperhatikan apakah uang itu disalurkan pada yang berhak atau tidak. Dari ketiga sistem ekonomi yang ada yaitu sistem ekonomi kapitalis, sosialis dan campuran.
Pada masa kini perekonomian global lebih mengarah ke sistem ekonomi kapitalis karena telah mengarah pada ciri-ciri kapitalis. Dalam sistem ekonomi kapitalis hanya mengejar keuntungan saja, sistem ini tidak menitikberatkan atau memikirkan pihak-pihak yang bisa saja dirugikan, selain itu norma dan etika juga masih jarang digunakan di dalam sistem kapitalis.
Sistem ekonomi mengalami perkembangan, mulai dari sistem ekonomi tradisonal, modern hingga kapitalis pada zaman sekarang. Perkembangan itu di pengaruhi oleh pola pikir manusia yang semakin lama manusia ingin bebas dantidak mau dibatasi, sama seperti kegiatan ekonomi yang mereka lakukan. Manusia semakin ingin untuk terlepas dari aturan-aturan pemerintah, oleh sebab itu sistem kapitalis mengalami perkembangan yang pesat. Tujuan sistem perekonomian Islam yang akhirnya dipilih menjadi penengah atas permasalahan yang ada karena sistem kapitalis yang berkembang yakni dengan mewujudkan efisiensi dan keadilan dalam alokasi serta pendistribusian sumber daya dimana sistem perekonomian Islam ini juga mengakui peran kekuatan pasar dan kebebasan individu. Akan tetapi sistem ini juga mengakui kemungkinan dampak yang merugikan dari pasar yang benar-benar tidak diatur pada berbagai macam lapisan masyarakat, khususnya pihak yang sekiranya tidak mampu (miskin/lemah).
Kondisi perekonomian di Indonesia sendiri tidak terlepas dari arus globalisasi. Akibat dari globalisasi bagi Indonesia pun memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif globalisasi bagiindonesia adalah mendorong Indonesia untuk memproduksi barang dengankualitas yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing produksi dalam negeri di pasar internasional, mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi. Sedangkan dampak negatif globalisasi ekonomi bagi indonesia adalahglobalisasi ekonomi mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan yang miskin.
Namun di balik ini semua ada harapan baru dengan menggeliatnya ekonomi Islam di Indonesia. Walaupun belum berpengaruh maksimal bagi perekenomian Indonesia secara keseluruhan, namun perkembangan ekonomi Islam sudah menyentuh sektor vital negeri ini yakni di sektor perbankan dan lembaga keuangan mikro. Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia lebih cendrung dititik  beratkan pada sektor perbankan. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan.
Peran ekonomi Islam di Indonesia diharapkan tidak hanya dalam ruang lingkup mikro namun juga memiliki peran pada ruang lingkup makro. Ekonomi Islam terasa sangat perlu untuk masuk pada ruang lingkup makro untuk dapat memberikan dampak lebih luas melalui kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini dan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan banyak kiat-kiat dalam mengkaji dan memeratakan berbagai aspek dengan prinsip syariah untuk mengembangkan ekonomi Islam melalui perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya agar dapat diterapkan secara menyeluruh oleh masyarakat sebagaimana yang pernah diterapkan pada era pertama kebangkitan ekonomi Islam. Ekonomi Islam tidak hanya sekedar menjadi sebuah alternatif tetapi perlahan namun pasti menjelma menjadi pilihan utama sistem ekonomi bangsa pada masa mendatang.
Dan untuk kita sebagai pemuda dan pemudi Indonesia harus berusaha untuk ikut serta berkontribusi dalam pengembangan ekonomi Islam. Dakwah dalam kontribusi untuk memajukan dan mampu mengedepankan sistem ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip syariah sangat diperlukan saat ini. Hal itu dilakukan agar tercapainya dan terlaksananya sistem ekonomi Islam lebih mudah dan cepat, begitulah maksud dari betapa pentingnya dakwah mengenai kemajuan perkembangan ekonomi Islam dapat dilaksanakan dengan segera dan mampu mencakup berbagai aspek kehidupan manusia serta memberikan manfaat dan keadilan bagi manusia itu sendiri. Urgensi dakwah ekonomi Islam yang dimaksud juga merupakan suatu pelaksanaan dakwah untuk mengembangkan dan konsistensi kita sebagai manusia untuk menerapkan sistem perekonomian berdasarkan prinsip syariah, sehingga manusia itu sendiri juga bisa bertanggungjawab atas segala urusannya di dunia dan di akhirat nanti.

Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun
Jika kita berbicara mengenai seorang cendekiawan yang satu ini, memang cukup unik dan mengagumkan. Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan Ibnu Khaldun. Pemikiran-pemikirannya yang cemerlang mampu memberikan pengaruh besar bagi cendekiawan-cendekiawan Barat dan Timur, baik Muslim maupun non-Muslim. Ibnu Khaldun merupakan salah seorang pemikir dan cendekiawan dalam sejarah perkembangan Islam.
Biografi
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 Hijriah atau 27 Mei 1332 Masehi  dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, beliau pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya.
Beliau pernah menduduki jabatan penting di Fes, Granada, dan Afrika Utara serta pernah menjadi guru besar di Universitas al-Azhar, Kairo yang dibangun oleh dinasti Fathimiyyah. Dari sinilah beliau melahirkan karya-karya yang monumental hingga saat ini. Ada tiga periode yang bisa kita ingat kembali dalam perjalan hidup beliau. Periode pertama, masa dimana Ibnu Khaldun menuntut berbagai bidang ilmu pengetahuan. Yakni, ia belajar Alquran, tafsir, hadis, usul fikih, tauhid, fikih madzhab Maliki, ilmu nahwu dan sharaf, ilmu balaghah, fisika dan matematika. 
Dalam semua bidang studinya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dari para gurunya. Namun studinya terhenti karena penyakit pes telah melanda selatan Afrika pada tahun 749 H. yang merenggut ribuan nyawa. Ayahnya dan sebagian besar gurunya meninggal dunia. Ia pun berhijrah ke Maroko selanjutnya ke Mesir. Periode kedua, ia terjun dalam dunia politik dan sempat menjabat berbagai posisi penting kenegaraan seperti qadhi al-qudhat (Hakim Tertinggi). Namun, akibat fitnah dari lawan-lawan politiknya, Ibnu Khaldun sempat juga dijebloskan ke dalam penjara. Setelah keluar dari penjara, dimulailah periode ketiga kehidupan Ibnu Khaldun, yaitu berkonsentrasi pada bidang penelitian dan penulisan, ia pun melengkapi dan merevisi catatan-catatannya yang telah lama dibuatnya. Ibnu Khaldun, ia wafat di Kairo Mesir pada saat bulan suci Ramadan tepatnya pada tanggal 25 Ramadan 808 Hijriah atau 19 Maret 1406 Masehi.
Karya – Karya
1.      Kitab al-‘ibar (tujuh jilid) yang telah ia revisi dan ditambahnya bab-bab baru di dalamnya, nama kitab ini pun menjadi Kitab al-‘Ibar wa Diwanul Mubtada’ awil Khabar fi Ayyamil ‘Arab wal ‘Ajam wal Barbar wa Man ‘Asharahum min Dzawis Sulthan al-Akbar. Kitab al-i’bar ini pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh De Slane pada tahun 1863, dengan judul Les Prolegomenes d’Ibn Khaldoun. Namun pengaruhnya baru terlihat setelah 27 tahun kemudian.
2.      At-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya)
3.      Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-‘ibar) yang merupakan salah satu tulisan yang sangat menonjol dan popular. Tulisan ini mencakup banyak hal berkaitan dengan perpajakan dan konsep ekonomi keuangan publik berkenaan dengan kehidupan sosial dalam bermasyarakat.
4.      Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
Kelebihan dan Kekurangan Ibnu Khaldun
Kelebihan Ibnu Khaldun :
1.      Tulisan-tulisan sosial dan sejarah dari Ibnu Khaldun hanya satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui di dunia Barat, terutama ahli-ahli sosiologi dalam bahasa Inggris.
2.      Ibnu Khaldun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak meremehkan akan sebuah sejarah.
3.      Ibnu Khaldun seorang peneliti yang tak kenal lelah dengan dasar ilmu dan pengetahuan yang luas, beliau memperhatikan akan komunitas-komunitas masyarakat.
4.      Ibnu Khaldun seorang penulis yang produktif, beliau menghargai tulisan-tulisan yang telah beliau buat. Bahkan ketidaksempurnaan dalam tulisannya ia lengkapi dan perbaharui dengan memerlukan waktu dan kesabaran. Sehingga karyanya benar-benar berkualitas, yang di adaptasi oleh situasi dan kondisi.
5.      Pemikirannya demi kemajuan Islam merupakan konsep pemikiran yang bersifat multidisipliner.
Kekurangan Ibnu Khaldun :
1.      Pemikiran-pemikiran beliau masih belum bisa diterapkan dan dikenal banyak oleh masyarakat dunia.
2.      Dalam konteks negara modern saat ini, apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun banyak menjadi kenyataan. Yang dikhawatirkan sebagai akibat kejadian ini adalah para pengusaha, dimana dalam buku Muqaddimah disebutkan akan menjadi apatis dalam melaksanakan kegiatan perdagangan mereka. Sebagai akibat sikap apatis yang mereka lakukan, kegiatan perekonomian di dalam negara tersebut menjadi melemah, berkurang dan dampaknya akan mengakibatkan penurunan bagi sektor perpajakan.
Kesimpulan :
Pemikiran-pemikirann yang briliyan Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar pendidikan Alquran yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, beliau menjunjung tinggi akan kehebatan Alquran. Nilai-nilai spiritual sangat di utamakan sekali dalam kajiannya, disamping mengkaji ilmu-ilmu lainnya. Kontribusi pemikiran yang disampaikannya diakui oleh banyak pihak meskipun dunia telah mengalami rangkaian evolusi yang sangat panjang selama berabad-abad. Kelebihan yang dimiliki beliau juga menjadi hal penting dimana karya-karya beliau dapat diterima di masyarakat pada saat itu hingga sekarang. Sedangkan untuk kekurangannya adalah bagaimana pemikiran-pemikiran beliau masih menjadi suatu hal yang kadang diperdebatkan menyangkut prinsip ekonomi Islam itu sendiri. Kehancuran suatu negara, masyarakat, atau pun secara individu dapat disebabkan oleh lemahnya nilai-nilai spritual. Pendidikan agama sangatlah penting sekali sebagai dasar untuk menjadikan insan yang beriman dan bertakwa untuk kemaslahatan umat. Itulah kunci keberhasilan.

Sejarah SEF (Sharia Economic Forum)

Sejarah SEF (Sharia Economic Forum)

Berkembangnya ekonomi syariah di berbagai rutinitas kehidupan masyarakat saat ini, diperlukan suatu organisasi untuk mengembangkan prinsip-prinsip syariah tersebut, khususnya di Universitas Gunadarma  Bermula dari ide cemerlang para alumni Universitas Gunadarma yang mengadakan sebuah acara berbasis ekonomi syariah yaitu Gunadarma Sharia Economic Event (G-SENT) pada tahun 2004, di luar dugaan kegiatan ini dinilai cukup berhasil oleh pihak kampus karena dapat menarik dan menumbuhkan minat mahasiswa terhadap ekonomi syariah. Kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh para alumni tersebut untuk membuat sebuah organisasi ekonomi yang berpegang  pada prinsip-prinsip syariah.
Maka tercetuslah sebuah nama awal yaitu FKEI (Forum Kajian Ekonomi Islam), namun belum disahkan oleh pihak kampus. Kemudian pada masa kepemimpinan presiden dan wakil presiden BEM FE periode 2005-2006 yaitu Saudara Panji dan Vicky, organisasi tersebut dideklarasikan pada bulan Januari 2006 oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi, Bapak Budi Prijanto dengan sebuah nama baru yang kita kenal sekarang dengan  sebutan SEF (Sharia Economic Forum). Sejarah SEF sendiri disaksikan oleh punggawa-punggawanya dengan perkembangan yang besar dari tahun ke tahun.  Pada saat itu organisasi ini berada di dalam struktur BEM Fakultas Ekonomi sebagai Badan Semi Otonom. Pada tahun 2006-2007, terpilihlah Saudara Winardhi Wareham sebagai ketua SEF yang pertama. Beliau memimpin SEF selama dua periode yakni 2006-2007 dan 2007-2008.
Sebagai Badan semi Otonom dan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Universitas Gunadarma, SEF terus berupaya mencetuskan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dari segi ruhiah dan ilmiah melalui program-program unggulannya, di antaranya adalah Gunadarma Sharia Economic Event, Temu Alumni, Kuliah Informal Ekonomi Syariah, Aktualisasi Ekonomi Syariah, dan Media Syar’i untuk mensosialisasikan Ekonomi Syariah. Setelah masa kepemimpinan Saudara Winardhi Wardhana, kepemimpinan SEF dilanjutkan oleh Saudara Aulia Reza Utama. Organisasi ini masih berupaya tumbuh dan benar-benar sedang mencari bibit terbaik untuk bisa menjadi pondasi SEF yang kokoh, dan juga terus mencoba menjadi luar biasa dengan terus memperbaiki diri dan belajar dari setiap kesalahan. Sharia Economic Forum juga mendapat banyak masukan dari rekan-rekan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) lainnya yang tergabung dalam Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI).
Pada periode 2009-2010, setelah berdiskusi dengan dosen-dosen pengajar di Universitas Gunadarma, SEF mendapat masukan agar segera mengembangkan kegiatannya, karena forum ini bisa digunakan sebagai sarana berdiskusi mahasiswa fakultas ekonomi khususnya dan di luar fakultas ekonomi yang memang tertarik dengan ekonomi syariah, selain pengetahuan ekonomi syariah yang memang perlu untuk dipelajari oleh setiap orang. Atas dasar itu, maka dilakukan open recruitment untuk anggota forum yang ingin belajar ekonomi syariah, setelah periode sebelumnya yang hanya terdiri dari BPH SEF saja juga merupakan anggota BEM FE. Selanjutnya, pada era kepemimpinan SEF oleh Saudara Muhamad Rizky Rizaldy (Manajemen, 2008) selama dua periode berturut-turut yakni pada tahun 2010-2011 dan 2011-2012. Beliau memberikan sentuhan unik dan berpengaruh besar terhadap perkembangan SEF. Dibutuhkan sekali usaha keras untuk membangun tiang dinding kanan kiri agar bisa menjulang dan terbangun, mulai dari perubahan segala lini, adopsi sistem sana sini seperti ATM event, metode belajar, kebudayaan KSEI dan organisasi-organisasi besar seperti saham dan lain-lain.
Cita-citanya untuk membuat organisasi ini lebih dikenal oleh seluruh civitas Universitas Gunadarma, sebagai upaya syiar ekonomi Islam pun tercapai. Eksistensi SEF di regional Jabodetabek juga mulai terlihat sejak dikirimnya 10 anggota untuk mengikuti Sharia Economist Training di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam Tazkia Bogor asuhan Bapak Syafi’i Antonio, dan berhasil meraih prestasi sebagai penulis essay terbaik untuk kategori penulis laki-laki maupun perempuan. SEF kini dikenal sebagai komunitas mahasiswa yang eksis di Universitas Gunadarma dalam pekatnya nuansa kemuliaan etika di sisi keilmiahannya. “Kami hanya berupaya siapa pun yang belajar di SEF bisa jadi orang baik, dan punya semangat untuk memperbaiki” ujar Rizaldy. Perjalanan SEF terus ditandai dengan bergantinya kepemimpinan pada periode 2012-2013, yang di ketuai oleh Saudara Khairul Ardianto (Akuntansi, 2009).
Di bawah kepemimpinan Khairul, SEF berupaya untuk lebih di kenal bukan hanya di kalangan kampus dan Jabodetabek, melalui Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) melainkan juga ingin melebarkan prestasinya di wilayah Jabodetabek. Dibuktikan dengan prestasinya sebagai Media Terbaik serta terpilih menjadi 5 besar KSEI Terbaik Nasional yang di raih pada acara Musyawarah Nasional (MUNAS) yang memang merupakan agenda tahunan FoSSEI, hal itu pun terwujud dengan semakin di kenalnya program-program SEF oleh FoSSEI Jabodetabek serta semakin eratnya ikatan silaturahim antar KSEI. Seiring berjalannya waktu, SEF semakin menunjukkan performanya dalam menyebarkan kebaikan melalui Ekonomi Syariah. kepemimpinan SEF kemudian beralih kepada Saudara Ashabul Kahfi periode 2013-2014 yang berhasil membawa SEF lebih luas lagi dalam menjalin relasi di ranah Nasional dengan terpilihnya kembali SEF sebagai KSEI dengan Media Terbaik Nasional melalui MUNAS. Bersama Kahfi, SEF mampu bertahan 2 (dua) tahun berturut-turut dengan prestasi tersebut.
Setelah itu Ashabul Kahfi juga terpilih menjadi Presidium Nasional (Presnas) dan dilantik pada saat MUNAS FoSSEI 2014, merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kahfi untuk membawa nama baik SEF dan menjalin silaturahim dengan KSEI di seluruh Indonesia. Ekonomi Syariah di Indonesia yang kian memberikan progres positif memicu SEF untuk terus maju dan berkembang serta dapat menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah Forum. Kemudian dakwah pun di lanjutkan dengan terpilihnya Saudara Ahmad Husin (Akuntansi, 2011) sebagai Ketua SEF periode 2014-2015, bercermin dari prestasi yang mampu di wariskan oleh para alumni SEF sebelumnya, Ahmad Husin dengan kerja keras dan bersungguh-sungguh, memimpin para anggotanya untuk mempertahankan prestasi yang telah di raih. Ia berupaya memberikan kekuatan bagi internal SEF sendiri agar dapat menjadi contoh bagi para Ekonom Rabbani lainnya, bersama Husin, SEF yang dinilai masih dalam masa pertumbuhan mampu membuktikan kualitas stakeholdersnya dengan menjuarai berbagai kompetisi di ajang Temu Ilmiah Regional (TEMILREG) 2015 hingga berhasil menjadi Finalis 6 besar Olimpiade Ekonomi Islam Nasional pada Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) 2015. Husin beserta jajarannya selalu menumbuhkan semangat kepada para SDM SEF dan menciptakan mimpi-mimpi baru yang luar biasa bagi perkembangan Ekonomi Islam di dunia.

SEF juga menjalin hubungan baik dengan berbagai lembaga ekonomi syariah, mulai dari Bank Indonesia, sesama KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) di seluruh universitas di Indonesia, sampai berbagai institusi keuangan. Hingga kini, bertepatan dengan 1 (satu) dekade usia SEF. Pada periode 2015-2016, SEF dipimpin oleh Saudara Rivaldi Samah (Akuntansi, 2012). Rivaldi mempunyai cara kepemimpinannya sendiri untuk seluruh stakeholders SEF yang ingin mempunyai kualitas yang mumpuni untuk menjawab tantangan zaman melalui perwujudan visi misinya selama satu tahun dengan meningkatkan kualitas SDM dan prestasi. Selanjutnya kepemimpinan SEF berpindah kepada Qodhyan Fatahillah untuk periode 206/2017, di kepemimpinan Qodhyan mengekspetasikan agar SEF bisa mengikuti konferensi interansional.

Arungi Asa dalam Mimpi Penuh Juang dan Cerita

                 Arungi Asa dalam Mimpi Penuh Juang dan Cerita

 “Don’t let dreams be a dream, but make a dream be the biggest real opportunity.” Sungguh sederhana rasanya kalimat tersebut dituliskan. Semua tentang mimpi dan cita-cita, tersemat dalam banyak harapan dan kesungguhan bagaimana mewujudkannya. Mimpi dan cita-cita tidak ada batasnya, karena mimpi dan cita-cita adalah seluas dunia. Berani bermimpi, lalu mengejarnya dan menggapainya adalah suatu hal yang sudah semestinya dilakukan oleh kita sebagai khalifah di bumi. Berhenti bermimpi dan tidak mengetahui akan cita-cita maka semua hal akan sia-sia.
Rasanya tidak mungkin jika ada orang yang tidak memiliki mimpi, dan rasanya juga tidak mungkin jika kita meremehkan peran mimpi dan cita-cita dalam menentukan masa depan kita. Memiliki mimpi boleh dikatakan sebagai nilai lebih seseorang. Karena dengan mimpi, kita akan memiliki motivasi serta semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Juga karena jika tidak memiliki mimpi, kehidupan yang dijalani akan terasa begitu membosankan. Manfaat lain dalam memiliki mimpi adalah membuat arah dan tujuan kehidupan semakin jelas, kita jadi akan mengetahui bagaimana caranya berusaha dan mengapa kita melakukan sesuatunya. Selain itu, mimpi akan membantu kita dalam melatih mental dan niat kita, karena dalam meraih mimpi tesebut pastilah banyak tantangan dan ujian yang harus dihadapi.
Meskipun begitu, dalam meraih mimpi yang diinginkan tidaklah mudah. Fakta membuktikan bahwa hanya sekitar 25% manusia yang mampu dan sukses meraih mimpi yang mereka inginkan. Kebanyakan diantara mereka banyak yang gagal ditengah jalan. Penyebab kegagalan meraih mimpi mereka adalah karena faktor keluarga, ekonomi, lingkungan, pendidikan, serta mentalitas. Sedangkan bagi mereka yang mampu dan sukses meraih mimpi adalah mereka yang berusaha dan bekerja dalam mewujudkan mimpinya. Bukan hanya bermalas-malasan serta mengandai-andai saja, melainkan dengan usaha, niat, kerja keras, doa, dan keberuntungan hingga mampu meraih mimpi yang diinginkan.
Banyak persiapan yang harus dilakukan untuk meraih mimpi yang diharapkan, khususnya diri saya sendiri yang kini tengah menikmati masa-masa hijrah menjadi muslimah yang lebih baik lagi. Banyak sekali cara Islam mempermudah kita untuk meraih mimpi, setidaknya diri saya sendiri harus mampu tetap berjuang kala menghadapi satu hingga ribuan kegagalan. Cara saya untuk meraih mimpi saya diantaranya adalah selalu jangan puas terlebih dahulu akan sesuatu karena kepuasan yang terlalu dini hanya akan membuat diri kita terlena dalam kesuksesan dan melupakan tujuan yang sebenarnya. Selain itu dengan tidak puas terlebih dahulu akan menjaga dan menumbuhkan mimpi lebih semangat lagi dalam meraihnya. Kemudian saya harus mengetahui bakat dan potensi saya sendiri, karena saya menyadari betul bakat dan potensi akan menjadi senjata yang ampuh dalam meraih mimpi yang diharapkan. Kemudian cara dan persiapan yang lainnya adalah dengan melatih kemampuan diri, kemudian mengembangkan kepribadian untuk menjadi yang lebih baik lagi, karena orang yang sukses adalah orang yang mau dan berusaha untuk menjaga kepribadian yang baik dan mau untuk mengembangkannya sampai dirinya benar-benar telah mampu untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Selanjutnya meningkatkan ilmu pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu kita dalam meraih mimpi. Persiapan lainnya yaitu berpikir maju, banyak orang yang merasa bahwa dirinya adalah yang terbaik diantara yang lain, perspektif semacam itu harus dihilangkan, kita harus kuatkan keyakinan dan selalu berhati-hati. Kemudian jangan menyerah dan selalu mencoba meskipun pernah mengalami kegagalan. Bisa jadi kegagalan tersebut adalah keberhasilan kita yang tertunda. Dan yang terakhir yaitu dengan doa, berdoa dan meminta petunjuk dari Allah. Manusia hanya bisa berusaha, dan Allah yang menentukannya.
Yang menjadi pertanyaannya kini adalah bagaimana saya dapat mewujudkan mimpi saya dengan persiapan-persiapan tersebut?
Caranya sudah saya mulai sejak saya bersekolah di Sekolah Dasar. Saya sering mengunjungi sebuah perpustakaan di dalam satu masjid dekat rumah. Di sana saya seringkali membaca dan meminjam buku berisi sajak-sajak puisi, dan beberapa buku cerita Islam. Sejak saat itu saya senang sekali berkutat dengan buku-buku. Saya kembangkan minat saya di dunia membaca dan menulis tersebut sampai sekarang. Selama bersekolah di Sekolah Dasar saya juga minat dengan dunia kesenian, saya pun pernah mengikuti lomba karya seni kriya. Selain itu saya juga minat di dunia hitung-hitungan dan beberapa kali mengikuti lomba MIPA. Beranjak remaja, di Sekolah Menengah Pertama saya masih suka dengan dunia sastra dan seni. Saya mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dengan tujuan untuk berkembang lebih baik lagi. Memasuki Sekolah Menengah Kejuruan, dunia agak terasa berubah karena saya masuk jurusan Akuntansi dimana sebelumnya tidak pernah membayangkan harus terjun di dunia ekonomi yang seperti itu. Saya menjalaninya memang agak berat, namun nyatanya dengan usaha keras dan doa saya dapat melewatinya.
Beranjak dewasa, ketika saya memutuskan untuk masuk ke dunia perkuliahaan, saya dihadapi dunia baru dimana persaingan individu menjadi yang terbaik sangat terasa. Sampai akhirnya saya mencoba untuk mulai menjadi anggota yang sesungguhnya dalam sebuah organisasi. Saya mengikuti perekrutan di SEF (Sharia Economic Forum) Gunadarma. Organisasi ini sudah menjadi tujuan saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di dunia perkuliahaan, karena melihat banyak sekali manfaat dan prospek positif kedepannya jika saya bisa menjadi bagian di dalamnya. Mimpi saya dimulai lagi, dan kali ini berlipat-lipat rasanya untuk semangat dan keinginan bersungguh-sungguh untuk bekerja keras meraih mimpi-mimpi yang hanya baru bisa dituliskan dan diucapkan. Cara saya untuk meraih mimpi saya melalui berbagai persiapan yang sudah saya jabarkan sebelumnya adalah, dengan mengikuti kegiatan SEF dengan sebaik-baiknya, aktif turut serta dalam kegiatan SEF, membagi waktu antara perkuliahaan dan SEF dengan sebaik-baiknya, mempertahankan IPK dan berusaha untuk meningkatkannya juga. Berusaha untuk bisa mengikuti kegiatan positif lainnya dimana bisa mendapatkan pengaruh yang baik untuk masa depan saya. Selain itu, untuk meraih mimpi saya yang besar tersebut saya juga akan terus berusaha untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Setelah menyelesaikan kuliah S1, saya juga ingin berusaha untuk mendapatkan beasiswa dan kuliah di luar negeri. Seperti yang saya cita-citakan, saya punya mimpi kuliah di Melbourne University. Bismillah..
Persiapan yang dapat saya lakukan adalah memanfaatkan waktu secara optimal agar tidak ada waktu untuk saya tidak produktif, yaitu dengan melakukan kerja part time. Selain mendapatkan penghasilan, kita juga bisa mempelajari etos kerja berupa nilai dan wawasan yang bisa menjadi bekal kita untuk menyongsong masa depan yang cerah. Cara lainnya adalah dengan mengikuti organisasi dan berkontribusi, berbagi ilmu serta berbagi pengalaman kepada sesame khalifah di bumi. Selain itu untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya, mewujudkannya yaitu dengan terus berkarya.
Bagi setiap muslim dan untuk diriku sendiri, berkarya jangan sampai ada jeda. Mengapa? Jadilah kita sebagai muslim padat dengan karya yang dapat mengoptimalkan setiap waktu yang hadir untuk menghasilkan karya secara maksimal. Dengan begitu, kita dapat berlari beriringan dengan nalar agar berkembang dan tereksplor daya pikir kita yang melahirkan manfaat.
Seperti dalam firman Allah SWT, dalam surah At-Tiin : “Sesungguhnya Kami telah ciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya.” Kita diciptakan sebagai manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya oleh Allah, maka dari itu kita harus memulai sesuatunya dengan usaha yang maksimal dan sebaik-baiknya agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.




3 MAZHAB EKONOMI ISLAM


1.   Mazhab Baqir As Sadr

Muhammad Baqir As-Sadr berasal dari keluarga shi’tie yang dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1935 M/25 Dzulqaidah 1353 H di Kadhimiye, Baghdad. Buku Falsafatuna dan Iqtishaduna merupakan karya besarnya. Dari karyanya dalam aspek kehidupan ekonomi, yakni Iqtishaduna melahirkan madzhab tersendiri. Menurut mazhab ini, ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Sadr berpendapat bahwa permasalahan ekonomi muncul dikarenakan oleh dua faktor. Pertama karena perilaku manusia yang melakukan kezaliman dan kedua karena mengingkari nikmat Allah SWT.

2.   Mazhab Abu A’la Al-Maududi

         Abu A’la dilahirkan 3 Rajab 1321 H atau 25 September 1903 di Aurangbad, India. Ayahnya bernama Abu Hasan, seorang pengacara yang banyak berperan dalam penyebaran Islam di India. Tulisan beliau banyak mencakup bidang politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan Agama. Al-Maududi menjelaskan bahwa Islam menerangkan sebuah sistem ekonomi. Akan tetapi, bukan berarti Islam telah menerangkan sebuah sistem yang permanen dan lengkap dengan segala detilnya. Dalam segala aspek kehidupan, mulai dari urusan pribadi sampai budaya dan masalah sosial, Islam menentukan landasan yang sama untuk pedoman manusia.

3.   Mazhab Abdul Mannan

Abdul Manan dilahirkan di Bangladesh pada tahun 1938, ia memperoleh gelar masternya di bidang ekonomi dari Universitas Rajshani pada tahun 1960. Salah satu karya tulisnya adalah Islamic Economics: Theory and Practice yang terbit tahun 1970 dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Turki, Arab, Benggali, Malaysia, termasuk bahasa Indonesia. Menurut Mannan Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Menurut nya Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu tentang manusia (bukan individu yang terisolasi) tetapi mengenai individu sosial yang meyakini nilai-nilai hidup dalam Islam.